Tahun 2016 setidaknya saya merasakan beberapa momen perdana. Perdana merasakan zona waktu WITA, perdana menyaksikan gerhana matahari total (walaupun gagal), dan perdana makan pecel lele yang satu porsi berisi dua ikan. Lebih seru lagi tiga momen di atas terjadi di tempat yang perdana saya kunjungi: Lombok!
Saya bersyukur bisa bekerja di lembaga filantropi dan bisa bertemu dengan banyak sosok juga mengunjungi banyak tempat. Tentu bukan untuk tujuan plesiran. Ada misi besar yang dijalankan. Misi besar yang kadang tidak mudah, kadang tidak sederhana, kadang tidak sebentar, dan kadang menguras emosi.
Lombok adalah tempat ke sekian yang saya kunjungi dalam rangka tugas luar kota. Kesan pertama luar biasa. Lautnya indah, dataran tingginya tidak kalah indah. Makanan khasnya cenderung pedas. Mesjidnya pun banyak. Sepertinya julukan Pulau 1000 Masjid betul adanya. Selama di Lombok, memakai “hak sebagai musafir” yakni menjamak salat rasanya tidak sering dilakukan.
Di 2016, seingat saya, lokasi yang saya kunjungi meliputi Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur. Semua tempat di atas merepresentasikan area pantai hingga dataran tinggi di kaki gunung Rinjani.
Singkat cerita, momen perdana bertugas ke Lombok sekaligus beberapa momen perdana seperti di paragraf pertama tulisan ini terlaksana. Berkesan.
Kesannya membekas sampai pada akhirnya tahun 2018 ditugaskan kembali ke Lombok untuk kedua kalinya. Kesempatan kedua datang, kesannya jauh lebih membekas.
[bersambung]